Kali ini Mad Pelit gagal lagi menjadi anggota yang terhormat legislatif Republik Indonesia, bahasa gampangnya menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, sambil merenungi diri sendiri mencari penyebab kegagalannya, dia mencoba menganalisa letak pokok kegagalannya, antara lain:
1. Umumnya para konstituennya masih fanatik dengan kaos dan spanduk, namun yg dia bagikan sekedar tas kain bergambar dirinya
2. Kebutuhan sembako minimal beras lengkap dengan sarana pengolahannya sampai jadi masakan dan siap disantap, namun yg Mad Pelit bagikan hanya segelintir telur dan seplastik seperempat kiloan minya goreng
3. Agar dekat dengan konstituennya, mestinya mereka dikunjungi satu per satu dan tanyakan kesengsaraan mereka, agar bisa terpilih, setidaknya ada 10.000 orang pemilihnya, namun sampai selesai kampanya, dia hanya mampu mengunjungi sekitar 5.000 an orang dan kunjungan itu hanya sekedar bersalaman dengan mereka beserta keluarganya, ketika datangpun Mad Pelit sekedar datang tanpa membawa bingkisan apa pun, sehingga orang segera melupakannya.
Setelah dia pikir-pikir, akhirnya Mad Pelit membuat rencana di masa depan, yaitu:
1. Jika nanti dicalonkan lagi, sejak awal Mad Pelit akan berkeliling ke seluruh penjuru propinsi mendatangi para pemilihnya dan membagikan kartu periksa ke dokter, di kartu itu di tulis besar-besar - PERIKSA GRATIS - dan tulisan kecil di bawahnya - keluar bayar - di seluruh dokter mana pun yang ada di propinsi itu.
2. Untuk memenuhi kebutuhan sembako, para pemilih dibebaskan mengambil barang apa saja di seluruh supermarket dan mall besar dengan ketentuan - BEBAS AMBIL APA SAJA GRATIS - dan di balik kartu gratisnya itu di bagian bawah dicantumkan - keluar bayar -
Kedua kartu itu dibagikan bersamaan
Seandainya rencana itu dapat terlaksanakan, kira-kira apa yang akan terjadi, menurut Anda bagaimana......?