Jumat, 27 Februari 2009

PECINTA ALAM

Sejak muda Mad Pelit sudah memproklamirkan diri sebagai Pecinta Alam sejati, bagaimana tidak, tempat kos-kosan Mad Pelit agak jauh dari kampus, cari yang murahan namun bisa fungsional. Antara tempat kosnya dan kampus, melewati beberapa perkebunan sayur, jaraknya kurang lebih 1500an meter, setiap hari jalan itu dilalui rata-rata 2 kali sehari dengan jalan kaki, karena hanya dengan jalan itu saja Mad Pelit menuju kampusnya.
Ternyata belum genap sebulan Mad Pelit menyusuri jalan tersebut, dia sudah memetakan perkebunan tersebut, di kiri kanan jalan itu memang terdapat tanaman singkong, kangkung, bayam, terung, labu jepang, pepaya dan sebagainya. Peta tersebut dapat kita lihat begini:
1. Senin 20 langkah dari belokan bagian kiri: bayam 8 lembar, kacang panjang 5 buah
2. Selasa 20 langkah sesudah senin: kangkung 3 genggam
3. Rabu sesudah selasa: labu jepang 3 dan pucuk daun singkong segenggam
4. Begitu seterusnya sampai dengan minggu
5, Minggu berikut kebalikan dari minggu ini.
Dari peta itu diketahuilah bahwa sayur-sayur tersebut dipetik Mad Pelit untuk digunakan sebagai lalapan atau sayuran, wow begitu ya pecinta alam itu, benar-benar menikmati hasil alam, kelihatannya gagah padahal itu hanya upaya Mad Pelit mengurangi pengeluaran rutin, wah dasar......!

Minggu, 22 Februari 2009

RAWAT INAP

Pada musim hujan, biasanya mewabah penyakit demam berdarah, anak Mad Pelit pun terkena wabah itu,mulanya panas biasa, oleh Mad Pelit dibelikan obat penurun panas, namun dua hari panas tidak turun sekarang malah tambah demam, kemudian anaknya diperiksakan di Puskesmas,mendapat obat lagi, ternyata ketika esoknya panas dan demamnya semakin tinggi, oleh para tetangga disarankan cek darah.
Bertanyalah Mad Pelit kesana kemari mencari laboratorium termurah, setelah didapatkan, tanpa banyak komentar, ujung jari anak Mad Pelit ditusuknya dengan sebuah jarum jahit sampai darah mengucur, anaknya berteriak kesakitan, Mad Pelit dengan santainya menampung tetesan darah itu dalam sebuah botol bekas zat pewarna makanan yang masih tersisa sedikit.
Setelah itu dibawalah botol darah tersebut ke laboratorium termurah dikotanya. Beberapa jam kemudian keluarlah laporan hasil lab, antara lain disebutkan bahwa golongan darah anaknya B, kandungan warna biru 30%, kandungan warna kuning 30%, zat pengawet 10%, bahan tambahan 30% juga, menerima hasil lab itu Mad Pelit kaget, orang anaknya demam panas kok ada pewarna segala.
Kemudian tetangga menyarankan supaya anaknya di bawa langsung ke rumah sakit, bertanya lagi Mad Pelit mana rumah sakit termurah, ketika keliling bertanya, anaknya demamnya semakin tinggi. Karena situasi semakin kritis, para tetangga berinisiatif membawa anak Mad Pelit ke rumah sakit terdekat yang terkenal mahal.
Tapi apa yang terjadi sepulang Mad Pelit cari informasi rumah sakit berharga murah ,
para tetangga yang membawa anak Mad Pelit ke rumah sakit dimarahi habis-habisan:
"Tahu nggak kalian, rumah sakit itu mahal, uangnya perlu banyak, cari uang itu lebih susah daripada bikin anak baru,siapa nanti yang mau bayar!"
Sebelum tetangga menjawab sudah kudamprat dulu:
"Hei nyawa itu lebih berharga daripada duitmu yang jamuran, kalau nggak mau punya anak, jual saja anakmu itu, kasih diskon sampai 88% banyak orang yang mau beli anak kok!"
Mad Pelit terdiam (kayaknya sedang membuat kalkulasi biaya) dan tetangga pun langsung kabur...cuek!

Sabtu, 14 Februari 2009

MAD PELIT JADI ANAK KOS

Pada waktu kuliah, Mad Pelit kos di sebuah kamar tidak jauh dari kampusnya, demi penghematan dan perpelitannya, dia punya banyak akal untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, dari kerja serabutan sampai pola hidup sehari-harinya melalui perhitungan semua dengan cermat dan teliti, perhitungan itu antara lain:
1. Cuci pakaian dilakukan 10 hari sekali, bagaimanapun bau pakaian itu, tetap harus menunggu jadwal cuci, satu perangkat luar dalam dipakai selama 5 hari
2. Untuk menjaga pakaian biar tetap kelihatan rapi, pakaian dijemur dengan hanger dalam keadaan basah tanpa di peras lebih dahulu,
3. Bila sudah kering, langsung diluruskan lagi bekas setrikaan sebelumnya, kemudian ditata di bawah kasurnya, menunggu untuk di pakai lagi, tak perlu setrikaan
4. Masak nasi, porsi air dilebihi dari takaran sehingga kelihatan lebih banyak
5. Lauk pauk jarang beli tetapi sayur selalu beli kemudian dimasukkan ke panci yang agak besaran, setelah itu ditambahi air dan vetsin, kemudian dipanasi, satu panci cukup untuk 3 hari
6. Gula, teh atau kopi menunggu kalau ada kiriman dari tetangga atau teman, air minum selalu air putih hasil endapan langsung dari sumur, Mad Pelit membuat saringan air dari batu yang diberi lubang ditengahnya, batu itu dimasukkan dalam bak, air rembesan yg muncul di tengah batu berlubang itu yg dia konsumsi.
7. Sabun mandi dipilih yg termurah dan paling keras biar awet, satu hari mandi sekali
8. Pemakaian odol selang seling, bila pagi pake odol, gosok gigi sore tanpa odol, begitu seterusnya
Begitulah gaya anak kos Mad Pelit, ada yang mau mencontoh....?

Jumat, 13 Februari 2009

MAD PELIT INGIN BELI MOBIL

Seminggu ini Mad Pelit keliling ke showroom-showroom, dan dealer-dealer mobil serta melototi iklan penjualan mobil setiap harian yang ada di kotaku, namun belum ada yang sesuai dengan pilihannya, ketika hampir putus asa, seorang temannya menyarankan ikut pasang iklan saja di koran yang paling laris, biayanya nggak sampai seratus ribu kok, timpal teman yang lain.
Benar juga minggu berikut nongollah iklan Mad Pelit, bunyinya: "DICARI SEBUAH MOBIL KELUARGA MERK APAPUN YG KUAT MURAH DENPASAR-SURABAYA PP CUKUP 20 L BBM, HUB.081XXX"
Dengan usaha itu pun sudah sebulan tak ada satu pun yg menghubungi hp Mad Pelit, karena sudah kecapekan berusaha, Mad Pelit mendatangi saya, minta nasehat, kuberikanlah beberapa saran:
1. Carilah mobil merk TERI (maksudku : dianTERIn)
2. BBMnya pake campur (campur dorong lah)
3. Merk TERI itu buatan RRC (Rakit-Rakitlah Chendiri)
Mad Pelit hanya bengong, dalam hatiku berkata orang kamu aja BAK dan BAB udah pelit, apalagi ngeluarin duit juta-jutaan......mana ada mobil kayak gitu...!

Senin, 09 Februari 2009

MAD PELIT MENGHADIRI KONDANGAN

Anak Mad Pelit sudah di TK Besar, ada salah satu temannya berulang tahun, dia mengundang seluruh teman sekelasnya untuk merayakan HUTnya di restoran cepat saji terkenal.
Pada hari Hnya, berangkatlah anak Mad Pelit, diantar kedua orang tuanya, dan kakak anak Mad Pelit yang sudah SD juga diajak, agar kelihatan pantas hadir merayakan HUT teman sekolah anak Mad Pelit, dibawakan anaknya itu sebuah kado besar, berupa bando dan satu set jepet rambut yang di kemas dalam sebuah dus besar.
Sesampai di restoran cepat saji terbesar di kotaku, Mad Pelit memilih duduk yang strategis, artinya dia pilih tempat duduk yang terdekat ke jalan lalu lintas hidangan dikeluarkan.
Setelah ber ha..hi...hi.. layaknya sebuah HUT anak usia 6 tahun, mulailah hidangan meluncur, dan dengan sigap Mad Pelit membantu memperlancar peluncuran hidangan:
Hidangan pertama keluar, setiap baki isi 12 porsi, Mad Pelit menyisihkan 1, selesai hidangan pertama dan Mad Pelit sudah mendapat bagian + bagian yang dia sembunyikan, mulailah tamu-tamu menikmatinya, ketika tamu pada sibuk menikmati hidangan, Mad Pelit juga sibuk menyimpan hidangan itu ke tempat yang telah dia siapkan, dan begitu seterusnya sampai hidangan terakhir habis.
Hidangan terakhir adalah es krim dalam gelas, Mad Pelit pun sudah sedia kantong untuk itu, nah ketika acara berakhir, tamu-tamu berpamitan pulang sambil menyalami tuan rumah, Mad Pelit berusaha antri di bagian tengah sambil kerepotan menjinjing bungkusan besarnya,pikir Mad Pelit tadi waktu datang sudah bawa bungkusan besar, maka sekarang juga harus begitu walau kado sudah diserahkan., tapi apa lacur sungguh kasihan yang dapat urutan di belakang Mad Pelit, karena tanpa disadari tas Mad Pelit bocor, hidangan yang masih hangat melelehkan es krim-es krim yang dia kantongi, lelehan itu meluncur lewat celananya dan menetes sepanjang jalan yang dilewati...uh dasar Mad Pelit, ngado irit pulang bawa segudang konsumsi...!

Minggu, 08 Februari 2009

MATEMATIKA MODEL MAD PELIT

Ciri-kiri kepelitan seseorang itu sebenarnya sudah kelihatan ketika sejak dini, Mad Pelit kita ini sejak kecil sudah pelit, mungkin dari sumbernya sudah begitu, kata para tetangga, orang tua Mad Pelit juga kakek neneknya berdinasti pelit semua, makanya waktu kecil Mad Pelit benar-benar pelit.
Coba aja ketika punya mainan, mainan Mad Pelit nggak boleh di pinjam, di sentuh saja sudah marah setengah mati, tetapi kalau pinjam punya teman sepermainannya kalau belum rusak, nggak bakal dikembaliin.
Pada waktu sekolah:
Di Taman Kanak-kanak pelajaran berhitung, kalau penambahan pasti nilainya 10
Di SD pada pelajaran matematika, soal penambahan nilai selalu 10, soal perkalian selalu dapat 10; tetapi soal pengurangan, nilai Mad Pelit selalu kurang dari 5, apalagi pembagian, nilainya selalu 0
Di SMP dan SMU begitu juga, soal-soal yang berhubungan dengan penambahan dan perkalian, selalu mendapat nilai sempurna, tetapi jika ada soal pengurangan dan pembagian, hasilnya selalu kurang dari 5 bahkan sering dapat nilai 0
Kata para ahli, ya begitulah ciri-ciri orang pelit, di tambah selalu senang, apalagi dikalikan, luar biasa senang, tetapi sebaliknya soal pengurangan pasti keberatan untuk mengerjakan, apalagi pembagian, ini soal paling berat. Bagaimana dengan anda, dapat duit seribu kalau ditambah, pasti senang kan ! apalagi kalau di kali, pasti lebih senang. Sebaliknya dapat duit Rp 1.000,00 jika di kurang, pasti keberatan, apalagi kalau di bagi, pasti lebih berat lagi....!

Jumat, 06 Februari 2009

ANAK MAD PELIT DAFTAR SEKOLAH

Anak pertama Mad Pelit sudah cukup usia masuk ke Taman Kanak-kanak, datanglah mereka menghadap Kepala Taman Kanak-kanak:
Mad Pelit (MP): "Selamat pagi bu, kami mau daftarkan anak kami, sekarang bisa !"
Kepala TK (KT): "Oh ya bisa-bisa mari masuk"
MP : "maaf Bu syarat pendaftarannya bagaimana dan biaya-biayanya berapa?"
KT : "untuk kelas A, umur sekitar 5 tahun masuk 0 kecil, pendaftaran Rp 50.000,00,spp per bulan Rp 125.000,00, sedangkan untuk Kelas B, unur sekitar 6 tahun, sudah kenal angka dan huruf, pendaftaran hanya Rp 30.000,00 dan SPP per bulan Rp 100.000,00, isi formulir dan lampiri akte kelahiran, umur anak bapak berapa tahun sekarang ?"
MP: "oh baru 5 tahun 8 bulan"
KT : "kalau begitu masukkan dulu di Kelas A, tulis di kolom sebelah kiri !"
MP : "terima kasih Bu, kami akan datang 4 bulan lagi agar dapat masuk ke Kelas B yang biayanya lebih murah, Selamat pagi !"
Mad Pelit pamit pulang berencana datang 4 bulan lagi, pada hal tahun ajaran baru kurang 1 bulan lagi sudah di mulai.....!!!!

KENCAN MAD PELIT

Semasa pacaran, sebenarnya calon mertua Mad Pelit sudah tidak menyetujui anaknya berpacaran dengan Mad Pelit, karena warga sekecamatan itu sudah tahu betapa kikir bakhil Mad Pelit beserta dinastinya, tapi karena cewek Mad Pelit kadung cinta, backstreetpun dijalani, padahal kalau kencan, acaranya:
1. Nonton selalu di Misbar (Gerimis Bubar) semacam layar tancap
Sekalinya nonton di gedung adalah nonton TV di Gedung Pertemuan tetangga Kelurahannya
2. Kalau makan, menunya selalu tetap, jika hari ini mie ayam, besok pasti nasi pecel dan porsinya selalu, satu porsi makanan, satu porsi minuman dengan tambahan pinjam piring/mangkok, gelas bisa satu berdua
3. Kode untuk kencan: untuk nonton, Mad Pelit mondar mandir bawa koran, untuk keluar makan, Mad Pelit mondar-mandir mengipasi badan dengan topinya, untuk memastikan jamnya tinggal dihitung berapa kali mengipasi badan atau melambaikan korannya
4. Acara traktir mentraktir, Mad Pelit hanya kenal di traktir saja
5. Jika ingin ketemuan malam hari, Mad Pelit menyenteri ventilasi kamar ceweknya, kemudian diam-diam mereka mojok entah dimana
Hal itu mereka jalani waktu demi waktu sampai akhirnya mereka dinikahkan, hebatnya lagi, hubungan mereka tetap terjaga status kegadisan dan keperjakaannya.

Senin, 02 Februari 2009

TIGA PERMINTAAN MAD PELIT

Masa bulan madu Mad Pelit sudah berakhir, mereka sudah beraktivitas seperti biasa, sampai kemudian, tampaklah tanda-tanda ada kehamilan sang istri. Gejala-gejala ngidam mulai tampak, hingga suatu hari sang istri mohon kepada Mad Pelit
"Bang, pulang kerja nanti bawain jabang bayimu ini kontol seribu!" (semacam jajanan terbuat dari adonan terigu berisi kacang ijo)
"oke dindaku tercinta" Agak ragu karena tak pegang uang sama sekali sambil berangkat kerja.
Di tempat kerja Mad Pelit tidak bisa konsentrasi, ke pikiran darimana dapat kontol seribu. Daripada kerja tidak konsen, tengah hari Mad Pelit ijin, pergilah dia ke suatu tempat yang sepi dan terpencil, bertapalah dia mohon petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Sehari dua hari tanpa makan tanpa minum, kehujanan kepanasan, dia jalani.
Hingga suatu malam dia mimpi didatangi seorang tua membawakan 3 buah batu sebesar bola pingpong, sambil berkata "Ucapkan permintaanmu kemudian lempar batu itu sejauh mungkin", belum selesai penjelasannya, orang tua itu lenyap dan Mad Pelit terbangun dan disamping dia bertapa sudah ada 3 buah batu, dibawalah batu-batu itu pulang, sambil mengucap syukur.
Sesampai di rumah berserulah Mad Pelit, "Dinda ini kubawakan sesuatu yang dapat mengantar permintaanmu"
"Permintaanku tetap sama, kontol seribu", sahut istri Mad Pelit
"Baiklah, hai yang kuasa, berilah hamba kontol seribu !", sambil melempar sebuah batu sejauh-jauhnya, mereka kemudian tidur menunggu hasil
Ketika bangun pagi, terkejutlah pasangan suami istri Mad Pelit, karena sekujur tubuh Mad Pelit ditumbuhi kontol sebanyak seribu buah, pasangan itu kebingungan, kemudian teringat bahwa masih ada dua buah batu lagi di kantongnya,
"Hai yang kuasa, hilangkan semua kontol-kontol ini dari tubuhku !" seru Mad Pelit sambil melempar sebuah batu lagi
Benar juga keesokan harinya kontol disekujur tubuh Mad Pelit sudah bersih tak berbekas, kedua pasangan itu bersyukur lega, namun tiba-tiba ketika Mad Pelit hendak mandi, dia berteriak sekuatnya: "Ddiindaaa...!!kontol asliku ikut hilang..!"
"Hah bagaimana abang ini, ayo masih ada satu batu lagi, ucapkan permintaanmu!"
"Hai yang kuasa, kembalikan keadaanku seperti sebelum terima batu-batu ini" seru Mad Pelit sambil melempar batu terakhir sejauh mungkin
Keesokan harinya, bangun tidur Mad Pelit langsung ngecek barangnya yang hilang kemarin, wuah ternyata sudah kembali seperti semula, syukurlah, desis Mad Pelit
"Bang kenapa sih repot segala, dinda hanya minta kontol seribu perak aja sudah cukup kok sampai repot kesana kemari, di warung pojok pengkolan itu kalau sore kan sudah matang gorengannya...!"
Mad Pelit:" Iya ya...itu dagang gorengan pasti punya kontol kambing!"

Minggu, 01 Februari 2009

DINNER ALA MAD PELIT

Di kotaku ada tempat makan favorit yang romantis, nyaman, tempat parkir luas dengan menu yang terjangkau, hampir seluruh penghuni kota selalu membicarakan restoran itu.
Pada suatu hari, kebetulan Mad Pelit dapat rejeki lebih, dia ajak anak dan istrinya makan malam ke restoran itu. Sesampai di tempat, dia pilih tempat yang agak pojok dan longgar, kemudian di panggillah seorang waiter,
Mad Pelit: "Hari ini menu spesialnya apa ?"
Waiter : "Sop kaki kambing dan asparagus, minumannya soda gembira unjuk rasa"
Mad Pelit: "Maksud unjuk rasa !"
Waiter : "Itu aroma pilihan customer"
Mad Pelit: "Kalau begitu saya pesan satu soda gembira unjuk rasa porsi sedang, dengan tambahan 4 buah gelas kosong dan lima buah piring, jangan lupa sendok garpunya ya!"
Waiter : "Ya tuan, terus makannya pilih menu apa?"
Mad Pelit: "Kami mau menikmati minumannya dulu, makannya nanti menyusul!"
Waiter : "Baiklah tuan, silakan menunggu"
Sesaat kemudian, semua pesanan Mad Pelit datang. Dengan sigap istrinya mengatur piring dan gelas itu ke suami dan anak-anaknya yang tiga itu, masing-masing satu gelas dan piring kosong, soda gembira pesanannya di bagi ke gelas-gelas yang kosong, kemudian diambillah dari tas Mad Pelit, sebotol air putih yang manis lantas dituangkan ke gelas yang sudah isi soda gembira. "Ayo kita minum dulu, ambil gelasnya ayo kita thingkan",
Setelah satu tegukan, Mad Pelit mengeluarkan sebungkus besar nasi putih dan istrinya membagikan ke piring-piring yang kosong, sesudah itu dikeluarkanlah seekor ikan mujair goreng hasil pancingan tetangganya dan sebotol besar sambal kecap.
Kata istri Mad Pelit: "Silakan ambil sambal semau kalian dan ikan ini tetap di tengah hidangan, jika kalian akan menyuap, oleskan nasi kalian ke ikan ini, ingat ya ikan jangan sampai tergores, besok bisa kita pakai lagi,jelas !"
Asiklah mereka makan bekal dari rumah di restoran favorit, lalu lintas tangan tak henti-hentinya mencocolkan sesuap nasi ke seekor ikan mujair goreng hasil pancingan di sungai.
Keesokan harinya Mad pelit dengan sombongnya memberitakan ke seluruh warga kampung bahwa semalam dia dan seluruh keluarganya sudah makan di restoran favorit cukup hanya dengan Rp 10.000,00 saja.....!!