Mamad dan Mimin adalah pasangan suami istri dengan dua orang anak cowok dan cewek , si Mamad orangnya kalem sabar dan nrimo sedangkan Mimin kebalikan dari Mamad, ambisius selalu ingin yang perfek-perfek, tiada hari tanpa kecerewetannya, gabungan sifat itu diwarisi oleh kedua anak mereka, omelan dan desisan saling silih berganti. Bila Mimin mulai ngedumel, memberondongi Mamad dengan segala sumpah serapah, si Mamad cukup berdesis menanggapinya dan kedua anak mereka akan menyingkir guna mengurangi frekuensi sumpah serapah itu.
Pada suatu hari, mereka mendapat undangan hajat pernikahan rekan muda mereka, kedua anaknya sudah siap dengan dandanan rapi dan wangi, begitu pula dengan si Mamad, mereka sudah pada siap di garasi, se menit dua menit, mereka sabar menunggu sang Ibu, lima belas menit berlalu tanpa ada tanda-tanda si Ibu mau keluar, mereka buka kaca-kaca mobil mengurangi kegerahan, samar-samar si anak mendengar omelan sang Ibu, "Pa kayaknya Mama sedang uring-uringan lagi tuh" kata salah satu anak mereka. "ya biarin aja itu sudah lagunya", sahut Sang Ayah.
Setengah jam berlalu, akhirnya sang Ayah turun dari mobil menyusul sang Ibu ke kamar, sesampai di kamar sang Ayah keheranan melihat segala isi lemari berantakan di tempat tidur, dan sang Ibu sendiri masih sibuk pilih-pilih, dalam kesibukan dan ketermanguan Sang Ayah, terdengar omelan si Mimin,
"Dasar si ayah, beliin nggak bisa, ngrusakin iya, kebaya dibolongin, selendang dilunturin, ini kerudung lecek semua, yang paling mahal malah paling parah, aku harus pake apa ini !"
Dengan tenang dan sabar si Mamad menyahut:
"Ma, sejak awal kamu kan tahu, bila kita sudah saling cinta pasti akan ada kerusakan pada dirimu, ingat nggak waktu malam pertama, kerusakanmu kan lebih parah dari ini semua (sambil menunjuk seisi tempat tidur), mahalan mana ketika kehilangan keperawananmu dengan seonggok gombalan di depanmu itu hayo, nih pake yang ini saja, Mama pasti cantik deh", sambil menyodori seperangkat busana yang paling match
"Ih Papa tahu aja, habis kesel sih nggak ada yang nungguin, ayo berangkat ntar telat nggak nyaksiin akad nikahnya lho"
Ya begitulah keseharian mereka, pada suatu ketika ada aja persoalan.....!
Pada suatu hari, mereka mendapat undangan hajat pernikahan rekan muda mereka, kedua anaknya sudah siap dengan dandanan rapi dan wangi, begitu pula dengan si Mamad, mereka sudah pada siap di garasi, se menit dua menit, mereka sabar menunggu sang Ibu, lima belas menit berlalu tanpa ada tanda-tanda si Ibu mau keluar, mereka buka kaca-kaca mobil mengurangi kegerahan, samar-samar si anak mendengar omelan sang Ibu, "Pa kayaknya Mama sedang uring-uringan lagi tuh" kata salah satu anak mereka. "ya biarin aja itu sudah lagunya", sahut Sang Ayah.
Setengah jam berlalu, akhirnya sang Ayah turun dari mobil menyusul sang Ibu ke kamar, sesampai di kamar sang Ayah keheranan melihat segala isi lemari berantakan di tempat tidur, dan sang Ibu sendiri masih sibuk pilih-pilih, dalam kesibukan dan ketermanguan Sang Ayah, terdengar omelan si Mimin,
"Dasar si ayah, beliin nggak bisa, ngrusakin iya, kebaya dibolongin, selendang dilunturin, ini kerudung lecek semua, yang paling mahal malah paling parah, aku harus pake apa ini !"
Dengan tenang dan sabar si Mamad menyahut:
"Ma, sejak awal kamu kan tahu, bila kita sudah saling cinta pasti akan ada kerusakan pada dirimu, ingat nggak waktu malam pertama, kerusakanmu kan lebih parah dari ini semua (sambil menunjuk seisi tempat tidur), mahalan mana ketika kehilangan keperawananmu dengan seonggok gombalan di depanmu itu hayo, nih pake yang ini saja, Mama pasti cantik deh", sambil menyodori seperangkat busana yang paling match
"Ih Papa tahu aja, habis kesel sih nggak ada yang nungguin, ayo berangkat ntar telat nggak nyaksiin akad nikahnya lho"
Ya begitulah keseharian mereka, pada suatu ketika ada aja persoalan.....!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar