Ini kisah tetangga juga, boleh di bilang dia ini teman, namun karena tinggal bersebelahan kampung, maka dia tergolong tetangga juga, dia ini mendidik seluruh keluarganya dengan cara sehemat mungkin dalam pengeluaran sehari-harinya, dari keperluan kebutuhan pokok sampai hal yang lain, ada sebagian yang bisa di contoh, namun saya sarankan jangan ikut sehemat itu, istilah dia, namun istilah umum, dia tentu pelit, karenanya anak-anak suka memamnggil MAD PELIT, coba saja:
- Kalau makan berlauk telur, telur itu direbus dan ketika dijadikan lauk, keadaan telur itu masih tetap bulat, nasinya yang di beri kecap, anak dan suami diharuskan memutarkan telur rebus itu ke tempat nasi yang akan masuk ke mulut, satu butir telur minimal bisa di pakai makan 3 - 4 kali.
- Kalau ada kondangan, serentak sekeluarga dilibatkan untuk menikmati konsumsi hidangan tuan rumah, dan pulang selalu belakangan agar bisa bawa bungkusan sisa konsumsi, bila ada acara seperti ini, telur yang sudah lewat beberapa kali, baru bisa dikonsumsi
- Untuk urusan sabun odol atau shampo, dia ukur dulu sabun mana yang paling besar dan murah, kalau shampo beli yang botol atau sachetan, dia ukur dengan teliti dengan melihat labelnya dan dihitung di tempat/toko, kalau ada yang irit, baru di beli
- Untuk pakaian, wah ini yang parah, selalu menunggu milik tetangga yang sudah nggak kepakai, dia modif terus dipaskan ke suami atau ke anak atau ke dirinya sendiri, jangan tanya setrikaan atau nggak, langsung aja di pakai
- Jika perlu rekreasi, di pilih tempat yang jarang ada pedagangnya, semua keperluan sudah disiapkan dari rumah makanan dan minumannya, tempat rekreasi yang di pilih juga yang bebas biaya masuk, misalnya ke taman reptil, cukup melongok dari kejauhan dan diluar area, disitu pula bekal dibuka, otomatis orang nggak menyangka kalau keluarga Mad Pelit ini sedang rekreasi.
- Yang paling mengundang prihatin ketika anak sulungnya minta nikah, semua pacar nggak ada yang disetujuinya, sampai akhirnya si sulung nekat minta kepada orang lain melamarkan si pacar, ketika di tanya mengapa semua pacarnya nggak disetujui, alasannya bikin mengelus dada, "Wah nanti kalau aku nikahkan anakku, berapa orang undangan yang enak-enak makan minum lengkap, orang aku aja satu telur bisa di pake berkali-kali, para undangan makan seenaknya, nggak mikir apa lauk sepiring itu bisa di pakai beberapa hari, yah pokoknya aku nggak setuju kalau anakku nikah !"
Ya begitulah keseharian Mad Pelit, kalau bisa masak enak itu pasti hasil minta kiri kanan depan belakang tetangganya, kalau ada kopi, pasti gulanya dari si A, kopinya dari si B, masaknya di C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar